Jenang
Deskripsi
Desa Jenang merupakan salah satu desa di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Wilayahnya terdiri atas 6 Dusun (Cigobang, Cipancur, Ciselong, Lampeng, Losari, Margasari), 22 RW dan 48 RT. Desa ini memiliki luas sekitar 3,21 Km2 dan berjarak sekitar ± 74 Km dari Kota Cilacap. Desa ini terletak di pusat kota Kecamatan Majenang yang menawarkan berbagai fasilitas umum baik fasilitas kesehatan berupa rumah sakit umum maupun swasta, fasilitas perdagangan berupa Pasar Cigobang, ritel berupa indomaret dan alfamart, maupun warung makan, fasilitas penginapan berupa hotel, fasilitas peribadatan berupa musholla, masjid, gereja, serta fasilitas umum lainnya seperti Lapangan Wijayakusuma, Alun-Alun Kecamatan Majenang, Balai Benih Ikan (BBI), perbankan. Aksesibilitas menuju desa tergolong baik karena dilewati oleh Jalan Nasional Kota Banjar Jawa Barat - Cilacap, Jawa Tengah. Desa ini berada di ketinggian ± 100 m dari permukaan air laut. Selain itu memiliki karakteristiknya berbukit pada bagian utara dan dataran rendah pada bagian selatan.
Asal usul terbentuknya Desa Jenang tidak terlepas dari adanya sejarah masa lampau. Nama Desa Jenang berasar dari kata Jenang yang merupakan makanan tradisional yang terbuat dari bahan utama berupa ketan, gula merah maupun santan yang dimasak menjadi satu. Oleh karena itu jenang menjadi salah satu makanan khas di Desa Jenang maupun lingkup Kecamatan Majenang. Berdasarkan cerita rakyat atau legenda yang telah beredar di masyarakat, pada zaman dahulu dikisahkan bahwa Desa Jenang menjadi tempat untuk membuat makanan khas Jenang pada saat Raden Gatotkaca lahir. Tempat pembuatan jenang tersebut, lebih tepat nya berada di sebuah bukit yang bernama Gunung Waja di Dusun Lampeng. Tempat membuat jenang (njenang) tersebut masih dipercaya oleh masyarakat sekitar. Desa Jenang yang ada saat ini tidak terlepas adanya peran tokoh – tokoh masyarakat terdahulu seperti Ki Adeg maupun Mbah Nur Soleh. Adanya tokoh tersebut dalam membangun Desa Jenang dapat dibuktikan dari adanya peninggalan sejarah yang berupa petilasan Ki Adeg dan makam Mbah Nur Soleh. Tokoh masyarakat tersebut berperan dalam membentuk dan mengembangkan Desa Jenang sehingga bisa menjadi Desa Jenang saat ini.
Letaknya yang tergolong dekat dengan Provinsi Jawa Barat, membuat Desa Jenang ini tidak hanya dihuni oleh masyarakat yang bersuku Jawa saja tepai dihuni oleh masyarakat yang bersuku Sunda. Dua suku tersebut merupakan suku mayoritas yang mendiami Desa Jenang. Perbedaan antar suku tersebut tampak terlihat dari penggunaan bahasa sehari-hari berupa bahasa Jawa dan Sunda. Perbedaan bahasa tersebut disatukan dalam bahasa Indonesia. Adanya perbedaan bahasa maupun kebudayaan antara suku jawa dan suku Sunda di Desa Jenang bukan menjadi penghalang bagi masyarakat untuk melakukan interaksi satu sama lain dan hidup rukun maupun harmonis. Mayoritas masyarakat yang berada di daerah perbukitan menggunakan bahasa Sunda sedangkan masyarakat yang tinggal di sebelah selatan dataran rendah menggunakan bahasa jawa. Perbedaan kebudayaan antar suku tersebut mempengaruhi kesenian di Desa Jenang. Kesenian Desa Jenang berupa sintern maupun ebeg. Kesenian tersebut sering ditampilkan, sebagai hiburan warga pada acara-acara tertentu seperti hajatan pernikahan, Khitanan, dan acara - acara lainnya.
Selain memiliki karakteristik perkotaan, kebudayaan yang beragam, sejarah terbentuknya desa, dan kondisi desa, Desa Jenang juga memiliki pemandangan berupa potensi alam yang eksotis seperti perbukitan, persawahan, maupun perkebunan. Desa Jenang juga dilewati oleh Sungai Cijalu. Sungai Cijalu merupakan salah satu sungai terbesar di Kecamatan Majenang. Panorama sungai Cijalu tergolong asri karena disekitarnya berupa lahan persawahan, perkebunan, dan perbukitan. Kondisi air sungai Cijalu juga masih jernih bersih, dan berbatu. Kondisi air yang jernih tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar sungai untuk mencuci baju dan untuk menunjang budidaya ikan air tawar. Tidak mengherankan setiap pagi hari banyak warga yang mencuci baju dan di sekitar wilayah sungai terdapat kolam budidaya ikan. Selain untuk budidaya ikan air tawar, kolam ikan dimanfaatkan untuk kegiatan pemancingan. Pada Sungai tersebut juga terdapat Bendungan Sungai Cijalu yang berfungsi untuk mengatur debit air sungai Cijalu. Selain itu adanya bendungan bermanfaat untuk mencegah terjadinya banjir dengan mengukur debit air sungai, dan memperlambat aliran sungai. Bendungan Cijalu memiliki pemandangan yang indah dan menarik karena berada di daerah yang lebih tinggi sehingga dapat mengamati pemandangan permukiman pada bagian dataran rendah. Selain itu bisa mengamati aliran Sungai Cijalu dan latar belakang bendungan berupa perbukitan, lahan persawahan maupun perbukitan.
Potensi lain Desa Jenang berupa kuliner. Beberapa kuliner di Desa Jenang berupa tempe, sale pisang, keripik pisang, jenang maupun rempeyek. Pemasaran produk tersebut umumnya dipasarkan di sekitar wilayah Kecamatan Majenang. Beberapa produk tersebut dipasarkan di Pasar Cigobang, Pasar ini buka setiap pada pagi hari saja sekitar jam 05.30 - 10.00. Produk yang dijual didominasi oleh jajanan pasar. Selain itu produk yang dijualkan seperti sayur mayur, ayam potong, maupun hasil bumi lainnya, serta pakaian. Pada hari minggu dan hari libur pasar Cigobang ramai dikunjungi dibanding dengan hari biasanya.