Museum Aceh
Deskripsi
Museum Aceh merupakan salah satu museum tertua di Indonesia, pendiriannya berawal dari keikutsertaan perwakilan Hindia Belanda Aceh dalam Pameran Kolonial (Colononial de Tentoostelling) di Semarang pada Agustus – November 1914. Yang dipamerkan adalah sebuah paviliun berbentuk rumah tradisional Aceh (Rumoh Aceh) berisi koleksi sejarah milik Stammeshauss dan beberapa benda pusaka milik para pembesar Aceh masa itu.
Fakta Menarik Museum Aceh
- Bangunan Rumoh Aceh yang berada di komplek museum ini sebenarnya merupakan bangunan museum pertama saat diresmikan pada 1915. Bangunan ini berisi koleksi milik Friedrich Wilhelm Stammeshaus, seorang peranakan Prusia yang lahir di Sigli pada 1881 yang memiliki minat etnografis.
- Museum ini pertama kali diresmikan oleh seorang Gubernur Jenderal Hindia Belanda Aceh HNA Swart. Hal ini merupakan upaya kolonial Belanda untuk menyenangkan hati rakyat Aceh yang kala itu masih selalu melakukan perlawanan.
- Museum ini juga menyimpan Lonceng Cakra Donya, sebuah benda historis penanda kedekatan Kesultanan Pasai dengan Dinasti Ming China. Lonceng dibawa oleh Laksamana Ceng Ho sebagai tanda persahabatan dari dinasti Ming. Nama Cakra Donya diambil dari nama Kapal Perang Kerajaan Pasai dimana lonceng ini pernah ditempatkan. Letak spot ini berdekatan dengan salah satu area kuliner populer di Seutui Banda Aceh dan dengan Taman Sari, Masjid Raya Banda Aceh serta Museum Tsunami. Spot-spot tersebut dapat dijangkau berjalan kaki 10-15 menit.
Similar places
×